

BATAM - Teritorial Indonesia berada pada posisi silang, di antara 2 benua dan 2 samudera. Indonesia yang 2/3 wilayahnya adalah perairan juga menjadi negara kepulauan terbesar di dunia. Seiring dengan perkembangan jaman dan aktivitas masyarakat, mobilisasi menggunakan moda transportasi air pun mengalami peningkatkan signifikan dari tahun ke tahun. Kondisi inilah yang diwaspadai Basarnas. Karena perkembangan tersebut berimplikasi pada resiko peningkatan kecelakaan di bidang pelayaran. Dari data Basarnas Command Center (BCC), hampir 70% kecelakaan yang ditangani Basarnas selaku leading sector bidang SAR di tanah air adalah kecelakaan di perairan. Setiap hari, Basarnas rata-rata menangani 10-20 kecelakaan di perairan di seluruh tanah air. Karena itulah, sarana prasarana air menjadi hal krusial yang harus ditingkatkan untuk mengefektifkan pelaksanaan operasi SAR. Tujuannya tak lain agar operasi pencarian, pertolongan, penyelamatan, dan evakuasi dapat terlaksana dengan cepat, efektif, dan efisien sehingga jatuhnya korban jiwa mampu diminimalisir. Salah satu upaya yang dilakukan adalah dengan pengadaan Kapal Negara (KN) Karna dan KN Sasikirana. Pembuatan dua Rescue Boat berukuran 40 meter berbahan aluminium tersebut diproduksi oleh PT Palindo Marine dan PT Infinity Global Mandiri yang kredibel dan sudah lama menjadi rekanan Basarnas. Kedua kapal yang mampu melaju dengan kecepatan 30 knot tersebut menjadi objek kunjungan kerja (kunker) Kabasarnas Marsekal Madya (Marsdya) TNI Syaugi ke Batam.
"Ekspektasi kedua kapal ini untuk mengefektifkan pelaksanaan operasi SAR di perairan," tegas Kabasarnas di Tanjung Ucang, Batam. Dijelaskan, saat ini Basarnas memiliki 170 kapal yang tersebar di Kantor maupun Pos SAR di seluruh tanah air. "Jumlah tersebut belum ideal, namun karena kekuatan anggaran untuk tahun ini hanya mampu mengadakan 2 kapal tersebut, ya harus kita terima, kita syukuri, dan kita maksimalkan yang ada," lanjutnya. Kungker Kabasarnas kali ini didampingi Sekretaris Utama (Sestama) Basarnas Dianta Bangun, Direktur Sarana Prasarana Marsekal Pertama (Marsma) TNI Hanafi, Direktur Bina Potensi Marsma F Indrajaya, Kepala Kantor SAR (Kakansar)Tanjung Pinang Budi Cahyadi dan Kakansar Natuna Amirudin. Kedatangan orang nomer satu di Basarnas tersebut juga disambut oleh jajaran TNI-Polri yang bertugas di Tanjung Pinang seperti Danlanud, Danlantamal IV, Danlanudal, Danwing Udara II, Dandim Batam, Polair, Brimob, Bea Cukai, General Manager Badan Usaha Bandar Udara, perwakilan dari BMKG Batam, Ainav, PT Palindo Marine, PT Infinity, PT Karimun Anugerah Sejati, dan lainnya.
Seremoni peluncuran KN Karna, Senin (12/11/2018) siang ditandai dengan pemotongan tali tross oleh Kabasarnas disaksikan seluruh tamu undangan. Setelah itu, Kabasarnas masuk dan mengecek fasilitas dan asesori yang ada di dalam kapal. Di sisi lain, hampir semua kapal Basarnas diberi nama tokoh pewayangan. Basarnas berharap, nama tokoh wayang dengan kapal tersebut simetris dari aspek filosofi postif yang melekat pada karakter nama tersebut. "Karna, dalam dunia pewayangan adalah raja yang memegang teguh nilai-nilai seorang ksatria," ungkap Kabasarnas. Sementara peluncuran KN Sasikirana dilaksanakan Selasa (13/11/2018) pagi di area PT Kumala Shipyard, Batam. Peluncuran KN SAR Sasikirana diawali dengan pengecekan kapal oleh Kabasarnas dan jajaran serta tamu undangan. Kabasarnas masuk ke brits anjungan komando, palka, kabin, buritan, anjungan, hingga mengecek mesin kapal. Selanjutnya Kabasarnas melaksanakan pemotongan tali tross menandai peluncuran kapal yang rencananya diperuntukkan Kantor SAR Natuna tersebut secara resmi. Dengan kehadiran kapal ini di Natuna diharapkan akan mempertegas posisi Indonesia dalam memberikan pelayanan jasa SAR khususnya di wilayah perairan terluar dan berbatasan langsung dengan negara tetangga.
Dari aspek nama, Sasikirana adalah putra Gatotkaca. Sasikirana berwatak pemberani, teguh, tangguh, cerdik pandai dan trengginas. "Karakter Sasikirana hampir sama dengan para rescuer, mereka memiliki jiwa kemanusiaan dan berani mengambil resiko demi menolong sesama," kata Kabasarnas. Selain peluncuran kedua kapal tersebut, Kabasarnas juga mengunjungi PT Karimun Anugerah Sejati untuk mengecek pembuatan 2 unit kapal suplay dengan ukuran 66 meter. Kapal ini nantinya berfungsi untuk mem-back up kapal-kapal yang tengah melaksanakan operasi SAR. Kapal ini dilengkapi dengan kapasitas yang besar untuk menampung logistik seperti bahan bakar sebanyak 500 ton liter, air bersih 100 ton liter, bahan makanan, Remotly Operated Underwater Vehicle (ROV) dan peralatan bawah air lainnya, serta dilengkapi dengan hellypad untuk landing dan take off helikopter. Dengan adanya kapal ini diharapkan operasi SAR lebih maksimal, efektif dan efisien. "Karena nilainya besar, pengadaan kapal ini sesuai rencana strategis (renstra) dengan menggunakan anggaran multi years untuk 2 tahun ke depan," terang Kabasarnas. Dengan adanya kapal suplay ini, kapal-kapal Basarnas tidak perlu lagi kawatir kehabisan BBM atau endurance untuk refuel saat operasi, karena kapal ini akan memasoknya. "Misalnya, kapal-kapal Basarnas yang berukuran 40 meter dengan kapasitas tangki 10 ton, maka kapal ini bisa mengisi 9 unit BBM sehingga kapal-kapal tersebut tetap aman di lokasi pencarian tanpa harus bolak balik ke pangkalan yang sudah pasti memakan banyak waktu," tuturnya. Dengan pengadaan kapal-kapal tersebut, Kabasarnas berharap pelaksanaan operasi SAR ke depan jauh lebih baik lagi. Pada rangkaian kungker ini, Kabasarnas juga didampingi Ketua Dharma Wanita Persatuan (DWP) Basarnas, Luli M Syaugi dan jajaran. Ketua DWP Basarnas tersebut melakukan koordinasi dan memberikan arahan langsung kepada Ketua Unsur Pelaksana (UP) DWP Kantor SAR Tanjung Pinang untuk berperan aktif dalam organisasi, meningkatkan ketrampilan, pemahaman tentang etika, dan yang paling utama adalah senantiasa kompak dalam mendukung tugas-tugas atau pekerjaan sang suami. (humas basarnas)